Efektivitas Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer
Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VII Materi Pokok
Statistika di MTs. Walisongo Pecangaan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015
Skripsi dari Siti Mutmainah (113511062) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
UIN Walisongo Semarang 2015
UIN Walisongo Semarang 2015
Diresume Oleh :
1.
Laily Fauziah (1504016017)
2.
Istajib Azmi (1504016018)
3.
M. Caesar Syarif H. (1504016019)
AQIDAH FILSAFAT
FAKULTAS USHULUDDIN & HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2016
1.
Latar Belakang
Berdasarkan
hasil wawancara pada tanggal 1 Februari 2015 dengan Ibu Setyawati, S. Pd. Guru
pengampu mata pelajaran matematika di kelas VII mendapatkan rata-rata paling
rendah di antara mata pelajaran yang lain. Rata-rata kelas pada pelajaran
matematika mendapatkan nilai 64.65 yang masih di bawah KKM yang ditentukan
yakni, 70.00. Dalam materi-materi yang diajarkan pada mata pelajaran
matematika, pada materi statistika mendapatkan rata-rata yang paling rendah di
antara materi matematika yang diajarkan di kelas VII yaitu 5.25.
Kemampuan
bertanya dan menjawab dari peserta didik terhadap materi yang belum dipahami,
akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Jika peserta didik
bertanya tentang materi tersebut dan
mendapatkan penjelasan dari guru atau dari peserta didik yang sudah menguasai
materi tersebut, hal tersebut akan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Dari urain tentang permasalahan yang dialami peserta didik kelas VII dibutuhkan
model pembelajaran yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut dalam mata
pelajaran matematika. Dalam rangka meningkatkan keaktifan, hasil belajar,
kemampuan bertanya dan menjawab peserta didik yang masih rendah, model
pembelajaran Giving Question dan Getting Answer merupakan model pembelajaran
yang sangat tepat untuk mengatasi masalah- merupakan model pembelajaran yang
sangat tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka perlu diadakan penelitian dengan judul Giving
Question dan Getting Answer Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta
Didik kelas VII Materi Pokok Statistika di MTs. Walisongo Pancangaan Jepara
Tahun Pelajaran 2014/2015.
2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
pada uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1)
Apakah model pembelajaran Giving Question dan Getting Answer efektif
terhadap keaktifan peserta didik kelas VII MTs. Walisongo Pecangaan Jepara pada
materi pokok statistika tahun pelajaran 2014/2015?
2)
Apakah model pembelajaran Giving Question dan Getting Answer efektif
terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII MTs. Walisongo Pecangaan Jepara
pada materi pokok statistika tahun pelajaran 2014/2015?
3.
Signifikasi Penelitian
a.
Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Giving Question
dan Getting Answer efektif untuk meningkatkan keaktifan peserta didik kelas
VII MTs. Walisongo Pecangaan Jepara pada materi pokok statistika tahun
pelajaran 2014/2015.
b.
Mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Giving Question
dan Getting Answer efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
kelas VII MTs. Walisongo Pecangaan Jepara pada materi pokok statistika tahun
pelajaran 2014/2015?
4.
Kajian Research Sebelumnya
1)
Yuni Fita Khur Rahmi, NIM: 3214103154 Mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan IAIN Tulungagung 2014, dengan judul Pengaruh Metode
Pembelajaran Giving Question dan Getting Answer Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Ngantru Tahun Ajaran 2013/2014. Kesimpulan
dari penelitian tersebut adalah: Berdasarkan analisa data diperoleh nilai thitung= 3,183 Dan ttabel= 1,668, Dengan
kata lain thitung>ttabel, maka tolak H0 dan
terima H1. Jadi dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan
metode pembelajaran Giving Question dan Getting Answer terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VII MTsN Ngantru tahun ajaran 2013/2014.
2)
Danny Sudayat NIM: 105017000414 Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul Pengaruh Strategi
Pembelajaran Aktif Teknik Giving Question dan Getting Answer Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa (Kuasi Eksperimen di SMP N 8 Jakarta).
Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah:
a.
Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran aktif teknik Giving Question dan Getting Answer mempunyai
kemampuan matematika siswa lebih baik yaitu memiliki rata-rata sebesar 65.
b.
Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional metode ekspositori mempunyai kemampuan matematika yang kurang
baik, sebab hanya memiliki rata-rata sebesar 58,8.
c.
Strategi pembelajaran aktif teknik Giving Question dan Getting
Answer berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa. Hal ini lebih
lanjut dapat dilihat dari hasil belajar matematika siswa yang cukup signifikan.
Secara empiris terlihat jelas bahwa
rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
aktif teknik Giving Question dan Getting Answer lebih tinggi dari pada
hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah tempat,
objek penelitian dan aspek yang diteliti (fokus penelitian). Fokus penelitian
pada penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar matematika materi
statistika, sementara fokus penelitian terdahulu hanya pada aspek hasil belajar
matematika.
5.
Landasan Teori
A.
Deskripsi Teori
1.
Belajar
Belajar
merupakan suatu perubahan proses tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
2.
Teori Belajar
·
Teori Belajar Operan Skinner
Yang
mengembangkan teori ini adalah B.F Skinner teori ini dikembangkan pada tahun
1993. Skinner menekankan bahwa unsur dasar tingkah laku adalah korelasi
observasional mengenai hubungan stimulus (S) dan respon (R).
·
Teori Belajar Thorndike
Menurut
Thorndike belajar merupakan “peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa yang disebut stimulus dan respon”. Thorn mengemukakan bahwa
terjadinya proses asosiasi antara stimulus dan respon ini mengikuti hukum-hukum
berikut:
1)
Hukum kesepian (law of
readiness)
2)
Hukum latihan (law of
exercise)
3)
Hukum akibat (law of effect)
Relevansi teori belajar Thorndike dengan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar pesrta didik. Peneliti akan menggunakan model
pembelajaran Giving Question and Getting
Answer yang sesuai dengan hukum latihan (law of exercise) yang dilakukan oleh Thorndike. Dalam model
pembelajaran ini peserta didik akan berinteraksi dengan temannya dan
mengerjakan soal-soal latihan pokok bahasan statistika yang dibuat oleh
temannya ataupun guru.
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Ada
dua faktor tang mempengaruhi belajar yakni faktor internal dan faktor
eksternal:
a.
Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, meliputi faktor jasmaniyah (kesehatan dan cacat tubuh) dan
faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan
kelelahan)
b.
Faktor eksternal adalah yang ada di luar diri individu, meliputi:
1)
Faktor keluarga
2)
Faktor sekolah
3)
Faktor masyarakat
4.
Hasil Belajar
Hasil
belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia
menerima pengalaman belajarnya”.
5.
Keaktifan
Keaktifan
merupakan kegiatan atau kesibukan peserta didik selama pembelajaran
berlangsung.
6.
Model Pembelajaran Giving
Question and Getting Answer
Model
pembelajaran Giving Question and Getting
Answer dikembangkan untuk melatih peserta didik memiliki kemampuan dan
keterampilan bertanya dan menjawab pertanyaan. Mulai pembelajaran dengan
pertanyaan, pertanyaan bisa berasal dari peserta didik ataupun guru. Jika
peserta didik, maka perserta didik tersebut diminta menyerahkan kartu bertanya.
Setelah pertanyaan diajukan, peserta didik lainnya yang hendak menjawab
menuliskan jawabannya di kartu menjawab.
Kelebihan
dan kekurangan metode Giving Question and
Getting Answer antara lain:
a)
Kelebihan:
·
Suasana menjadi lebih aktif
·
Anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum dimengerti
·
Guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang
disampaikan. Mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.
b)
Kekurangan:
·
Pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya hafalan
·
Jika proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan
menyimpang dari pokok pembahasan yang sedang dipelajari.
6.
Metode Penelitian
A.
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian itu berdasarkan pada ciri keilmuan, yaitu
rasional, sistematis, dan empiris. Data yang diperoleh melalui penelitian
adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel dan
obyektif.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen,
metode ini termasuk dalam penelitin metode kuantitatif. Di dalam penelitian
eksperimen dilakukan treatment (perlakuan
khusus), sehingga metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertenti terhadap
hal lain dalam kondisi yang dikendalikan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “posttest-only control group design”. Karena
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektivan penerapan model
pembelajaran Giving Question and Getting
Answer. Dengan desain tersebut
terdapat dua kelompok. Kelompok pertama selama proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Giving Question and
Getting Answer, dan kelompok kedua menggunakan metode pembelajaran
ekspositori yang sudah biasa dugunakan guru dalam proses pembelajaran.
Selanjutnya kelompok pertama akan disebut kelas eksperimen dan kelompok kedua
disebut kelas kontrol.
B.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat penelitian
Dilaksanakan
di MTs. Walisongo yang berada di Jalan Kauman No. 1 Kecamatan Pecangaan
Kabupaten Jepara.
2.
Waktu penelitian
Dilaksanakan
tanggal 28 Maret sampai dengan tanggal 05 April 2015, pada semester genap Tahun
Pelajaran 2014/2015.
C.
Populasi penelitian
Populasi
Merupakan
totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran,
kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VII MTs. Walisongo
Pecangaan Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, terdapat dua kelas, yakni kelas VII
A dan VII B yang berjumlah 38 peserta didik. Kelas VII B adalah kelas
eksperimen yaitu kelas yang mendapat perlakuan khusus, sedangkan kelas VII A
adala kelas kontrol yakni kelas yang tidak mendapat treatment.
D.
Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel
penelitian pada dasarnya adalah “suatu hal yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan variabel-variabel sebagai berikut:
1.
Variabel bebas
“Variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahannya atau timbulnya variabel
terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Giving Question and Getting Answer sebagai
variabel X.
2.
Variabel terikat
“Variabel
yang dipengaruhi atau yang terjadi akibat adanya variabel bebas”. Yang terikat
dalam variabel ini adalah keaktifan dan hasil belajar pada materi statistika
merupakan variabel Y.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data ialah “teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data”. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalaha:
1)
Metode Dokumentasi
2)
Metode Observasi
3)
Metode Tes
F.
Teknik Analisis Data
Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1)
Analisis Tahap Awal
Analisi
awal digunakan untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol
Analisis
tahap awal terdiri atas:
a)
Uji normalitas
b)
Uji homogenitas
c)
Uji perbedaan rata-rata
2)
Analisi Instrumen
Terdiri
atas
a)
Uji validasi
b)
Reliabilitas
c)
Tingkat kesukaran
d)
Daya beda item
3)
Analisis Tahap Akhir
Setelah
kedua kelas diberi perlakuan berbeda, maka dilaksanakan tes akhir berupa tes
uraian. Dari tes akhir ini akan diperoleh data yang digunkan sebagai dasar
penghitungan analisis data. Analisis akhir meliputi:
a)
Uji normalitas
b)
Uji homogenitas
c)
Uji perbedaan rata-rata.
7.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A.
Deskripsi Data
Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Desain
dalam penelitian ini adalah “posttest only cotrol design”, yaitu
terdapat dua kelas sebagai kelas eksperimen dan control yang dipilih secara
random. Kelas eksperimen diberi treatment menggunakan model pembelajaran
Giving Question and getting Answer pada materi Statistika,
sedangkan kelas control menggunakan pembelajaran secara Eksposotori. Penelitian
ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret sampai 05 April 2015 di MTs Walisongo
Pecangaan Jepara. Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap:
1.
Tahap Persiapan
a.
Melakukan Observasi untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
Matematika di MTs Walisongo Pecangaan.
b.
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas eksperimen dan
kontrol.
c.
Menyusun kisi-kisi instrumen tes uji coba sebanyak 15 butir soal
uraian.
d.
Menyusun instrumen keaktifan peserta didik kelas eksperimen dan
kontrol.
e.
Mengujicobakan instrumen tes kepada peserta didik kelas IX MTs
Walisongo Pecangaan.
f.
Menganalisis hasil tes uji coba dan mengambil soal yang valid
sebagai soal post test pada kelas eksperimen dan kontrol.
2.
Tahap Pelaksanaan
Pembelajaran
pada kelas eksperimen dan kontrol, masing-masing beralokasi waktu empat kali
pertemuan yakni 2 × (2×40) dan 2×(1×40). Di setiap pertemuan, peneliti
melakukan obserfasi keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Adapun
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada RPP (lampiran 19 sampai dengan lampiran 27).
3.
Tahap Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi
pembelajaran dilaksanakan pada kelas eksperimen maupun kontrol untuk mengatur
kemampuan peserta didik setelah mendapat pembelajaran materi Statistika.
Evaluasi yang digunakan berupa tes uraian yang telah diujicobakan dengan
alokasi waktu satu kali pertemuan (2×40). Data yang diperoleh dari evaluasi ini
merupakan data akhir sebagai pembuktian hipotesis.
Pada tahap
persiapan peneliti melakukan obsevasi ke MTs Walisongo dan memperoleh data
sebagai berikut:
a.
Profil Madrasah
Sejarah dan
perkembangan MTs Walisongo Pecangaan yang berada di Jalan Kauman no. 1 ini
tidak lepas dari erdirinya sebuah lembaga pendidikan Nahdotul Ulama yang
berdiri pada tanggal 5 Agustus tahun 1965, yaitu Mu’alimin NU. Lembaga inilah
yang menjadi cikal bakal bagi seluruh lembaga pendidikan yang sekarang ini
dikelola oleh Yayasan Walisongo, yakni Madrasah Diniyyah Awwaliyah, Wutho,
Ulya, MTs, MA, MAK, SLTP, SMU, Dan SMK Kriya Tekstil.
b.
Pra Penelitian
Dari wawancara
yang dilakukan peneliti dengan Bapak Mastur, M. Pd. I, jumlah guru yang
nengajar dan guru yang mengampu mata pelajaran Matematika. Dari penuturan
beliau, jumlah kelas yang ada di MTs. Walisongo sebanyak enam kelas, yaitu
setiap tingkatan kelas terdapat dua lokal yaitu A dan B sedangkan jumlah guru
yang mengajar di MTs Walisongo terdapat 22 orang yang dapat dilihat pada lampiran 3. Dari 22 pengajar tersebut, guru
yang mengampu mata pelajaran Matematika kelas VII adalah ibu Setyawati, S. Pd.
yang sekaligus menjadi waka kurikulum di MTs Walisongo.
Dari hasil
observasi yang dilakukan peneliti saat pembelajaran Matematika berlangsung baik
dikelas A dan B, peneliti melihat kurang aktifnya peserta didik saat mapel
Matematika berlangsung.
B.
Analisis Data Hasil Penelitian
1.
Analisis Data Tahap Awal
·
Uji normalitas
·
Uji homogenitas
·
Uji perbedaan rata-rata
2.
Analisi Hasil Uji Coba Instrumen
·
Analisis Validitas
·
Analisis Realibilitas
·
Analisis tingkat Kesukaran
·
Analisis Daya Beda Soal
3.
Analisis Tahap Akhir
·
Uji Hipotesis I
Langkah-langkah Uji Hipotesis I
a)
Uji Normalitas Data Keaktifan Peserta Didik
b)
Uji Perbedaan Keaktifan Kelas Eksperimen dan Kontrol
·
Uji Hipotesis II
Langkah-langkah uji hipotesis II
a)
Uji Normalitas Data Tahap Akhir
b)
Uji Homogenitas Data Tahap Akhir
c)
Uji Perbedaan Rata-rata Tahap Akhir
C.
Pembahasan Hasil Penelitian
Peneliti menggunakan nilai UAS gasal
peserta didik kelas VII MTs Walisongo Pecangaan sebagai dasar pengambilan
sampel penelitian. Oleh karena itu, peneliti melakukan uji normalitas, uji
homogenitas dan uji perbedaan nilai rata-rata UAS gasal (data kemampuan awal
peserta didik) untuk mengetahui apakah sempel penelitian berasal dari kondisi
awal yang sama atau tidak.
Berdasarkan uji normalitas data awal yang
berdistribusi normal, yaitu kelas VII A dan VII B.. Kemudian, data
awal yang berdistribusi diuji homogenitas untuk mengetahui apakah mempunyai
varian yang sama (homogen) atau tidak. Dari uji homogenitas tahap awal
diperoleh mempunyai varian homogen. Berdasarkan uji persamaan rata-rata data
awal menggunakan idependen test diperoleh Thitung ≤ Ttabel yaitu 0,739 ≤
1,671, maka sampel memeiliki rata-rata yang identik.
Dan setelah analisis data awal tersebut,
peneliti melakukan cluster random sampling untuk memperoleh kelas
eksperimen dan kelas kontrol yaitu kelas VII B dab VII A. Selanjutnya kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperlakukan berbeda dalam mengajar materi
Statistika. Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas eksperimen menggunakan
model pembelajaran Giving Question and Getting Answer. Sedangkan
pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran metode ekspositori dan
pemberian tugas.
Tes akhir yang berisi 10 item soal uraian
tersebut adalah hasil analisis soal uji coba. Kelas uji coba adalah kelas yang
sudah pernah mendapatkan materi Aritmatika sosial yaitu kelas IX A MTs
Walisongo Pecangaan Jepara. Dari hasil observasi keaktifan yang dilakukan di
kelas eksperimen dan kontrol menghasilkan bahwa peserta didik kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol. Berdasran hasil tes akhir yang telah dilakukan
dapat dikatakan ketuntasan hasil belajar secara klasikal hanya mencapai 21%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model pembelajaran Giving Question and
Getting Answer lebih efektif daripada model pembelajaran ekspositori.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang “Efektivitas
Model Pembelajaran Giving Question and Getting Answer terhadap keaktifan
dan hasil belajar peserta didik kelas VII materi pokok statistika di MTs
Walisongo Pecangaan Jepara tahun 2014/2015 dapat disimpulkan bahwa:
1.
Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer efektif
dalam meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VII MTs Walisongo Pecangaan
Jepara pada materi pokok Statistika Takan uji perbedahun pelajaran 2014/2015.
Hal tersebut dibuktikan dari analisis data keaktifan dan pembahasan yang telah
dikemukakan sebelumnya di bab IV. Berdasrkan uji perbedaan rata-rata satu pihak
yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 8,166 dan ttabel
= t(00,5)(74) = 1,671. Karena thitung > ttabel,
maka signifikan dan hipotesis yang ditujukan dapat diterima.
2.
Model pembelajaran Giving Question and Getting Answer efektif
dalam meningkatkan keaktifan peserta didik kelas VII MTs Walisongo Pecangaan
Jepara pada materi pokok Statistika Takan uji perbedahun pelajaran 2014/2015.
Hal tersebut dibuktikan dari analisis data keaktifan dan pembahasan yang telah
dikemukakan sebelumnya di bab IV. Berdasrkan uji perbedaan rata-rata satu pihak
yaitu pihak kanan diperoleh thitung = 6,440 dan ttabel
= t(00,5)(74) = 1,671. Karena thitung > ttabel, maka signifikan dan
hipotesis yang ditujukan dapat diterima. Hal tesebut terlihat dari nilai
rata-rata hasil belajar peserta didik yang diberi pengajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Geving Question and Getting Answer. Lebih baik
daripada kelas kontrol, yaitu 74,55. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar
peserta didik yang diberikan pengajaran dengan menggunakan pembelajaran
ekspositori adalah 62,56.